Malam Ini, Pluto Akan Terlihat Lebih Terang
Menurut Hakim, sejak Ahad malam, langit di atas Bosscha tertutup awan. Hari ini pun sejak pagi hingga petang, langit Bandung kerap mendung. "Ini mungkin karena ekor badai di barat Pasifik sampai ke Indonesia," ujarnya.
Dua astronom dari Amerika Serikat, Mark Bullock, peneliti asal Southwest Research Institute, dan John Stansberry dari Tucson Arizona Steward Observatory mengaku pasrah soal kondisi cuaca. "Kami tidak tahu cuaca yang terjadi di sini, juga apakah yang akan terlihat jelas okultasi Pluto atau satelit Hydra," ujar Bullock di Bosscha.
Mengantisipasi kendala cuaca, lokasi pengamatan dibagi ke tempat lain. Dipimpin mantan Direktur Observatorium Bosscha Danny Herdiwijaya, kelompok astronom ikut memantau di program studi Astronomi ITB. "Di sana memakai teleskop Celestron yang dilengkapi kamera," kata Hakim.
Pada 27 Juni ini Pluto akan melintas dan menutupi bintang di belakangnya atau okultasi. Saat itu, planet kerdil itu akan terlihat lebih terang. Biasanya, planet yang jaraknya 41 Satuan Astronomi itu terlihat redup. Satu Satuan Astronomi berjarak 150 juta kilometer.
Okultasi Pluto itu akan berjalan singkat. Waktunya, kata Hakim, hanya 90 detik. "Diperkirakan akan terjadi pada pukul 21.14 WIB," ujarnya.
Para astronom memanfaatkan momen okultasi itu untuk mempelajari kesamaan apa saja yang ada pada Pluto dengan bumi. Juga beberapa karakteristik lainnya. Pengamatan yang dimulai sejak planet itu ditemukan pada 1930 belum memberikan banyak data karena letak Pluto yang sangat jauh.
Kesempatan okultasi Pluto, kata Hakim, bisa terjadi setiap tahun. Tapi, baru kali ini bayangan Pluto bisa ikut diamati dari Indonesia. Pengamatan tahun ini dilakukan serentak di 15 observatorium di Asia Pasifik. Sebelumnya, pada 23 Juni, didahului dengan okultasi oleh salah satu dari tiga satelit alami Pluto, yaitu Hydra.
sumber