Seberapa
besarkah kekuatan yang dibutuhkan oleh manusia agar sanggup menjalani
hidupnya dengan baik? Kita tidak pernah tahu, namun yang jelas adalah
potensi yang sudah kita miliki plus pertolongan dan bantuan Allah, kita
dijamin akan sanggup menjalani hidup dengan beban sebesar apa pun.
Allah
sudah menjamin hal ini, meski kekuatan manusia memang terbatas, tetapi
semua beban yang kita hadapi masih berada dibawah kemampuan manusia itu.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqarah: 286)
Saat Kekuatan Dirasa Kurang
MungkinAnda pernah merasakan bahwa kekuatan yang kita miliki itu kurang.
Serasa beban terlalu berat seolah kekuatan kita tidak cukup untuk
menjalaninya. Jika kita yakin dengan firman Allah diatas, jelas
kekurangan yang kita rasakan hanyalah prasangka saja.
Saat Anda
merasa lemah, maka ingatlah ayat diatas. Yakinlah, bangunlah keyakinan
pada diri Anda bahwa potensi yang Allah berikan kepada Anda sesungguhnya
cukup untuk menghadapi beban yang kita pikul. Plus, kita masih bisa
meminta bantuan dan pertolongan Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Keyakinan Akan Kekuatan Yang Semu
Mungkin,banyak orang yang mengatakan bahwa dia tahu dan beriman dengan ayat
diatas. Dia mengatakan bahwa dia pasti sanggup menghadapi semua beban
sebesar apa pun. Dia mengatakan bahwa potensi manusia itu adalah dahsyat. Dia mengatakan bahwa dia yakin dengan pertolongan Allah.
Namun betulkah? Ini yang patut kita renungkan. Betulkah kita sudah yakin atau hanya dalam mulut semata?
Mari
kita periksa, apakah diri kita sudah mencerminkan pribadi yang memiliki
keyakinan yang mantap akan kekuatan yang dimilikinya?
- Masihkah kita mengeluh atas kesulitan dan beratnya hidup?
Jika Anda memang yakin dengan kekuatan yang Anda miliki, kenapa harus
mengeluh? Sebuah keluhan adalah pengakuan akan beratnya beban yang
dihadapi. Keluhan adalah sebuah pengakuan bahwa kita merasa lemah tidak
berdaya. Jika kita merasa kuat, kenapa harus mengeluh? Jalani saja,
terjang semua halangan dan rintangan. Semua itu akan diwujudkan dengan
tindakan, bukan dengan kata-kata keluhan. - Tidak memiliki cita-cita yang tinggi.
Orang yang merasa lemah, dia tidak akan berani memiliki cita-cita yang
tinggi. Hidupnya hanya untuk sekedar bisa berjalan saja, sebab apa yang
ada dalam pikiran bawah sadarnya hanya sekedar bertahan. Bertahan saja
susah, kenapa harus memikirkan yang besar? Sudahlah tidak usah
muluk-muluk, bisa makan saja sudah cukup. Dan sebagainya. Semua itu
adalah gambaran bahwa Anda merasa lemah. - Melepaskan diri dari beban yang berat, seperti tugas dakwah dan jihad.
Dia akan membayangkan bagaimana beratnya tugas dakwah dan jihad. Maka
dia melepaskan diri dengan berbagai dalih bahwa dia tidak sanggup, dia
sibuk, dan sebagainya. Kalau pun dia berdakwah, dia hanya memilih yang
ringan saja, yang tidak keluar dari zona nyaman dia. Ini adalah bagian
saya, katanya. Saya hanya bisa melakukan hal ini. Sementara, dia
menganggap tugas-tugas berat itu adalah tugas orang lain, bukan tugas
dia. Saat dia yakin bahwa dakwah dan jihad adalah sebuah kewajiban,
kanapa harus memilih yang ringan-ringan saja? Dia akan mengatakan, yang
sesuai dengan kesanggupannya. Terbukti bahwa dia mengakui dirinya lemah.
Kesanggupannya hanya sampai disana. - Tergantung atau menggantungkan diri pada kondisi.
Dia takut akan perubahan yang mungkin terjadi. Bagaimana jika perubahan
akan merusak bisnisnya? Bagaimana jika perubahan akan mengancam
karirnya? Itu mungkin saja, perubahan akan selalu terjadi. Bisa jadi, bisnis
Anda akan bangkrut akibat perubahan. Bisa jadi karir Anda tamat karena
perubahan teknologi. Benar? Tidak. Bukan, bukan perubahan yang
mengakibatkan bisnis hancur dan karir yang terancam, tetapi karena diri
Andalah yang tidak menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Saat
Anda takut, artinya Anda mengakui kelemahan diri. - Tergantung pada pekerjaan saat ini.
Termasuk, saat Anda merasa takut kehilangan pekerjaan saat ini. Kalau
saya berhenti, bagaimana dengan makan anak istri saya? Padahal, siapa
yang bisa menjamin Anda akan terus memiliki pekerjaan? Jika Anda
seseorang yang yakin dengan kekuatan yang dimilikinya, maka dia yakin
akan sanggup mengatasi masalah ekonomi seandainya dia kehilangan
pekerjaan. Takut akan kehilangan pekerjaan, adalah sebuah pengakuan
bahwa diri lemah dan kurang meyakini potensi diri dan pertolongan Allah.
bisa mendebat, Anda bisa berdalih atas apa yang ditulis diatas. Namun
semua itu tidak akan ada gunanya, hanya mempertegas diri bahwa Anda
kurang yakin akan kekuatan diri dan kekuatan pertolongan Allah. Akan
lebih bermanfaat, jika Anda meningkatkan keyakinan diri bahwa Anda sudah
memiliki kekuatan yang cukup untuk mengatasi semua beban hidup dengan
pertolongan Allah.