Mulut Segar, Ibadah Pun Lancar
SEBUAH hadist meriwayatkan, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wangi kasturi. Namun tentunya, alangkah lebih indah bagi kita bila menjalani puasa tanpa gangguan bau mulut. Mulut sehat, nafas segar, ibadah pun semakin lancar.
Sebenarnya, apakah bau mulut itu dan apa penyebabnya? Bau mulut atau halitosis merupakan aroma mulut yang kurang sedap. Tak jarang karena gangguan ini, seseorang menjadi rendah diri bahkan terkucil dari pergaulan masyarakat.
Bau mulut atau disebut juga bad breath disebabkan oleh berbagai macam faktor. Di antaranya bakteri, sisa-sisa makanan serta makanan/minuman tertentu yang dikonsumsi serta adanya suatu penyakit. Bakteri yang menutupi lidah dan gusi dan mengeluarkan aroma gas kimiawi yang tidak sedap.
Sisa-sisa makanan yang membusuk dapat mempercepat pertumbuhan bakteri dalam rongga mulut, sehingga mutlak diperlukan penyikatan gigi dengan pasta gigi yang tepat, secara rutin untuk menjaga agar nafas tetap segar. Sementara, makanan dan minuman yang mempengaruhi bau mulut misalnya bawang putih, keju, soda.
Penyebab lainnya yakni penyakit antara lain gejala mulut kering (xerostomia), suatu kondisi mulut kekurangan suplai aliran saliva (ludah). Hal ini memicu bakteri lebih cepat berkembang sehingga menyebabkan bau. Kondisi gangguan kesehatan yang lainnya seperti infeksi tenggorokan, hidung atau paru-paru, sinusitis, bronkhitis; diabetes atau gangguan kerja hati dan ginjal dapat juga menyebabkan bau mulut.
Menurut Alexander Agung dari PT Enzym Bioteknologi Internusa selaku produsen pasta gigi Enzim, memang benar bahwa beberapa penyakit kronis bisa menyebabkan terjadinya bau mulut.
”Namun, prosentasenya sangat kecil. Pada dasarnya halitosis sebagian besar justru berasal dari mulut sendiri. Perkembangan bakteri mulut yang tidak terkontrol akan menyebabkan halitosis,” ujar Alex.
Alex menuturkan, menurut penelitian Geertrui Delanghe, halitosis berasal dari Volatile Sulfur Compounds (VSC) yang terdiri dari H2S (hydrogen sulfi de), CH3SH (methyl mercaptan) serta CH3SCH (dimetyk sulfi de) yang dihasilkan dari pemecahan asam amino oleh bakteri anaerob. Bakteri anaerob berkembang biak karena oksigen (O2) di permukaan telah diserap oleh bakteri aerob.
”Bakteri aerob berkembang biak tak terkendali karena pertahanan alamiah di dalam saliva yang disebut sistem laktoperoksidase telah rusak,” ujarnya.
Alex dan rekannya telah meneliti tentang fungsi alamiah ludah sejak tahun 1980-an dan mulai memproduksi pasta gigi tanpa deterjen bermerek Enzim tahun 2001. Disebutkannya, pasta gigi Enzim mengandung enzim untuk mengembalikan fungsi alamiah ludah sehingga mampu mengendalikan perkembangan bakteri dalam mulut tanpa membunuh seperti halnya antiseptik.
(Koran SI/Koran SI/ftr)