Kementerian Perdagangan bersiap untuk melakukan ekspansi jualan non migas ke Afrika. Hal ini untuk mendorong meningkatnya ekspor nasional.Wakil Menteri Bayu Krisnamurthi menyatakan produk yang laku di pasar non-tradisional atau Benua Hitam cukup mengejutkan, seperti sabun colek dan kecap.
"Produk seperti itu kan di Indonesia sudah tidak terlalu dikonsumsi lagi, oleh karen itu kita harus garap lebih besar di negara nyeleneh itu," ujar Bayu dalam diskusi di Kantor Center for Strategic and International Studies
Data Kementerian Perdagangan ekspor non-migas per kuartal pertama 2012 di kawasan Afrika mencapai USD 6,1 miliar atau 3,76 persen dari total ekspor disusul Timur Tengah 3,1 persen atau sekitar USD 4,88 miliar.
Pada kuartal pertama 2012, nilai ekspor total migas dan non-migas Indonesia mencapai Rp 1.081 triliun sekitar 55 persen dari produk domestik bruto. Namun, mayoritas ekspor masih didominasi komoditas primer dengan kontribusinya besar sebesar 34,5 persen, minyak nabati/hewani 10,8 persen, dan karet 4,5 persen, ikan dan udang 1,4 persen dan tembaga 1,3 persen.
Dia meminta para pemangku kepentingan tidak terlalu mengandalkan investasi asing dan impor sebagai bagian dari perdagangan internasional. "Investasi asing malah menargetkan pasar domestik, bukan memanfaatkan negara ini untuk ekspor," ungkapnya.